Pinjam kisahmu

Classroom, School, Desk, Chair, Class, Education
Pinjam kisahmu

Terlalu banyak aku membeli derita. Hingga warnapun memudar menyerap cahaya. Segalanya menjadi hitam putih. Sisanya warna palsu.

Aku melihatmu menjual kisah. Namun aku tak lagi mampu membeli walau sebongkah batu. Kau tersenyum padaku. Menawarkan tangan yang terlihat kaku. Aku mengambilnya. Warnaku bertambah satu.

Kau sisakan banyak senyuman tepat diantara tulang ini. Kau selimuti kelopak dengan kata pertemanan. Kau memarahiku seperti badai menyapu biru. Kau mengejekku akan kata-kata yang kutinggal di lapisan batu. Caramu meyakinkanku. Aku tersenyum memeluk kisahmu.

Kini, tak pasti. Kau berjalan membeli kisah lain. Kisah bekas, sisinya terkelupas. Aku ragu kau setuju. Tapi aku yakin itu masa lalumu.

Aku segera mengunci pintu. Tak berani menoleh. Kau ternyata kenyataan. Kau menangis. Namun hatiku yang patah.

Langkah malu aku getarkan. Mendekatimu aku inginkan. Saat kau tak terhibur aku lontarkan. 

Bolehkah aku pinjam kisahmu?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sembunyi di Dataran Sunyi

Menebak Pagi

Ilusi Pengkhianatan