Matahari Memilih Teduh
Matahari Memilih Teduh |
Mungkin tanah ini tanah terbaik di bumi. Cahayanya menembus lembaran kehidupan jutaan manusia. Disana sini hutan bernyanyi. Baru-baru ini berbau asap. Lompatan hewan mamalia menjadi bukti.
Wakil manusia kadang menghakimi. Nafas-nafas berat butuh uang panas. Di saku celana, terpancung erat. Sungguh ironis, kata-kata tak sempat berteriak keras.
Para penadah berkumpul di singgasana. Decit kaki berbalut sepatu bermata dolar berbaris lembah lembut. Bergelar suara sound mengelilingi gedung beratasnamakan suara rakyat.
Cepatlah cepat tidur, kata rakyat berbaju kusam. Namamu tak akan muncul esok hari. Kata Ayah para anak. Semua menyiapkan tikar langit dan alas kardus. Kepala menyimpan cerita. Mirip derita.
Matahari menjadi alarm hangat para petani. Menjadi penanda bagi para pekerja. Menjadi payung bagi pemalas.
Kata orang asing, ini negeri seribu janji. Negeri emas. Negeri dongeng. Negeri pencuri. Sampai akhirnya khatulistiwa memilih berjalan kaki. Tak kuat berlari.
Akhirnya, anak negeri memilih tirai negeri sebelah untuk berkarya...
Image Source: https://pixabay.com/en/east-the-sun-sunrise-landscape-586257/
Komentar
Posting Komentar