Kisah Lembaran Puisi
Kisah Lembaran Puisi |
Terbangun bersama sepi, Dia selalu terheran. Berlumur penasaran. Sudah 1 bulan bertahan. Sang suami meninggalkan pesan. Pesan Berbalut bait pecinta kata. Sang istri lebih memilih mengernyitkan dahi. Namun cintanya lebih memilih senyum menendang ketidakpahaman.
Sambil berkejaran meluruskan pakain menetes, Sang istri berlagak sastrawan. 2 hari pertama menikah ia ingat sebuah ingatan. Suara serak sang suami tergopoh-gopoh. Bukan kata biasa i love you. Bukan menawari hidup rapi. Tapi janji abadi meluapkan air mata. berakhir di singgasana malam berburu cerita.
Rautnya menari-nari tepat di depan gorengan berminyak. Senandung bertebaran menyenggol pisau di sela sayuran. Tomat terhibur. kentang pura-pura tidur. Wortel mulai terpotong. Dapur pun sempurna bak teater dadakan. Komando sang Isteri memicu nadi ketegangan.
Hanya kepulan asap menjadi tepuk tangan. Senyuman tak lagi dibutuhkan. Semua terhidang sempurna bersama puisi sitaan sang Istri. Hari menyuruh suami cepat pulang.
Puisi Esok pasti bernyanyi kembali. Tapi entah sang Istri mulai menangis. Seluruh puisi berjajar dari awal tak satupun mengerti. Yang ini, sangat mudah dipahami. Ia keras menagis. Bayipun tampak terheran. Puisi terakhir kini banjir air mata. Sang istri tertidur. Sang suamipun pula.
Komentar
Posting Komentar