Akulah Nahkodaku Sendiri

Dart, Target, Aim, Arrow, Goal, Point, Focus, Pointing
Akulah Nahkodaku sendiri


Mereka mampu mengucilkan arah, merampok masa dan menyembunyikan janji. Meluapkan kisah itu dalam formasi waktu. Sebagian oleh aku, sebagian oleh jiwaku.

Benar sebuah jalan, saat di sana ada sepasang telapak kaki menghisap pasir. Tak banyak kisah telapak kaki di jalan kebenaran. Sementara gerbang menuju penghakiman hitam memenuhi kaki hingga nampak tak asing bagi pencuri maupun pembunuh. Waktu pun terpisah di kala itu. Waktu pun enggan memberitahu. Muncullah pilihan ditemani nafas hidup yang belum sepenuhnya berhembus. Aku diantara pilihan itu sebelum sempat terjatuh.

Takjub melihat bulan bernyanyi. Melilit awan sebagai hiasan malam. Merindu nama diantara jendela kamar tua bersarang laba-laba. Redupnya lampu memberitahu isyarat pergantian detak jantung yang perlahan menipu. Kini aku diantara tanah dan langit. Terlentang menyikapi dunia yang lantang. Tak perlu suara untuk mengujinya. Pilihan masih terus mengalir bersamaan dengan dunia yang semakin mendekati hari tua. Kata para penutup dosa, duniamu tak pernah bisa mengejar bagian gelap bulan purnama. Sebelum sempat tertulis satu saja huruf di kening. Perlahan huruf itu jatuh memenuhi telapak tangan. Pertanda saatnya menimang pilihan

Image Source: https://pixabay.com/en/dart-target-aim-arrow-goal-point-444196/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sembunyi di Dataran Sunyi

Menebak Pagi

Ilusi Pengkhianatan