Aku dan Lautan Manusia
Aku dan lautan manusia |
Sebuah warna dikala senja menaiki tahta. Merah langit menuruni bukit. Langkah manusia melupakan asa penghibur rasa.
Masa dimana peluh tak lagi jadi pengukur sebuah keseriusan berkarya. Masa dimana senyuman menjadi penghias meja makan persidangan. Masa dimana aku menikmati sendiri dalam sunyi. Semua ada dalam riuhnya lautan manusia. Memanggil nyawa pengiring penghormatan sesama.
Tiba dimana matahari bersembunyi. Menitip salam rindu berbentuk berkas cahaya pilu. Aku dan impian kembali menyusup. Masih tetap di antara riuhanya lautan manusia. Masih dan akan masih terjadi.
Air menghitam dikala mata tak lagi melihat kebenaran. Air mendidih mengucilkan waktu pagi. Masih bersemaiam di antara riuhnya manusia.
Tak pernah aku bisa memukul bayangan mereka. Terus saja berubah-ubah menyerupai takaran tangan manusia. Meminjam ingatan dan membawanya pergi. Tanpa meninggalkan jejak apapun. Sekarang, aku harus mencari semua ingatan itu bersama ingatan manusia yang senantiasa berubah-ubah sepanjang masa
Komentar
Posting Komentar