Selalu Saja Tentang Hujan
Hujan yang memilah kebahagiaan dan kesedihan dan sudah cukup lama menemaniku melabuhkan tulisan ini untuk kamu. Kadang, kaki suka gatal, tangan suka nyeri, mata suka panas dan berat hanya untuk membuat kamu mengerti kenapa tulisan dan penulis ini ada di dunia kamu. Kusandarkan dagu diatas hamparan kertas kosong yang berhamburan tertiup angin bekas hujan. Tetesan embun kecil yang berlarian masuk Lewat jendela lalu hinggap di rambutku yang kucel dan berantakan. Sudah hampir setengah jam suasana ini bertahan. Bertahan atau tertahan, yang jelas kepalaku benar -benar tak memproduksi ide sama sekali. Yang ada, hanya coretan-coretan rumit dan tidak jelas yang sudah 3 kali aku robek dan kuremas dan berakhir dibasket tempat sampah. Sekali lagi, aku menghadapkan wajah ini ke tempat dimana hujan berawal dan saat itu, aku kembali termenung dalam diam.
"Apakah ini benar-benar hal yang aku inginkan? atau hanya pelarian ketika semua hal yang aku coba lakukan tak menghasilkan apapun? "
Kucoba mengulang kembali apa yang baru saja aku pikirkan dan hasilnya tetap saja sama.
dan untuk terakhir kalinya berfikir...entah kenapa aku malah mengingat seseorang...begitu saja terlintas dipikiaran...seorang perempuan mungil...dengan senyum yang khas...sempat ragu itu teman apa bidadari yang salah turun....
"Aku...aku jatuh cinta pada senyumnya"
"Arrrrrgh...bukan saatnya memikirkan hal konyol seperti itu"
ternyata aku bukan jatuh cinta padanya aku jatuh cinta kepada setiap senyum mereka. ya..mereka yang telah menggenggam kebahagiaan yang telah dijanjikan orang lain.
tahun ini hujan tampak malu-malu untuk turun. sekadar menyapa saja enggan. entah karena kami perwakilan manusia yang khianat atau karena bumi yang telah lelah menemani manusia yang semkin hari semakin tamak. kali ini bukan hanya tentang hujan. tapi tentang manusia yang menjadi penghambat hujan. malu aku menulis ini karena aku manusia.
sembari barisan kosong hanya terisi titik-titik yang berjajar tak berarti..aku kembali
ya..kembali
kembali dari hidup...kembali dari riuhnya kenyataan..
aku kembali karena aku kehilangan...bukan seperti mereka yang menjual motif untuk mendapatkan kemauan...kembali dan pergi...tanpa adanya arti yang berarti...
aku kehilangan serpihan semangat yang pernah kubagi bersama mereka yang haus motivasi...nyatanya...aku hanya berjalan di tempat...mirip pecundang...
aku juga kehilangan pernyataan bahwa manusia 20an hanya bermain senyuman...kini aku terjebak...dari evolusi waktu yang mengajarkanku untuk diam dan mempelajari...kini...aku terbawa kembali...ke tempat yang sama bernama jatuh cinta...selalu membawa masalah...selalu saja meminta hati...yang jika tidak terpenuhi...hanya tersisa perih
aku sudah hafal dengan rumus jatuh cinta..sampai aku pun hafal akan terjatuh dimana...namun, ada saja suatu hal yang membuat lupa..tak ada jawaban dan tak terjawab...tentang senyuman dan bayangan..mudah sekali terlena...mudah pula hancur dan pahit...
Komentar
Posting Komentar