Perusahaan Pembeli Fakta
Perusahaan Pembeli Fakta |
Semburat rona merah mengitari jiwa kala matahari berdiskusi dengan bumi perihal persisnya waktu mengudara. Sembari minum kopi tawa aku menelan ludah mencibir koran pagi penuh susunan kata berbau drama.
Inikah hasil diskusi bangsa yang disatukan dalam pesta berpakaian surat suara. Nominal rupiah tertawa terbahak-bahak, berteman mesra bersama dolar raja dunia. Sementara banyak perusahaan bersedia siap melaju kencang membeli murah sebuah fakta lalu menggantinya dengan roda-roda
kekerasan berbuih butiran air mata.
Aku berangkat bersama sisa cerita koran yang mengekor kepala. Bukan berkerja, tapi berkumpul bak barisan paduan suara. Nihil hasil Nihil pertanyaan. Suatu badan tertinggi yang disebut-sebut barisan penyokong bangsa. Sesekali terlihat jas almamater melekat di badan dan menghias lehernya.
Ah...aku lupa mereka juga bagian negara.Termasuk aku komat kamit meniru penyair berpenghasilan rendah atau jangan-jangan aku mulai suka meminjam fakta. Menebarnya berbendara dakwah.
Alhasil Negeri masih bingung. Yang mana merah yang mana putih. Untunglah hari ini, aku pulang menendang sisa isi koran lalu tertidur tengkurap.
Komentar
Posting Komentar