Tangan Kecil dan Rambut Beruban
Tangan Kecil dan Rambut Beruban |
Tak peduli hati hancur, tak peduli teror status kasta. Langkahnya serupa nadi waktu tak kenal lelah. Menadahkan tangan mengisi diantara jiwa. Lelah sudah pasti. Tapi nyawa perlu isi. Bukan angin. Bukan pula cacian acuh.
Sosok itu hanya butuh belas kasih. Dalam ukuran berbentuk receh. Namun ketulusan sebening intan. Siap menghamburkan doa di tengah malam. Tulus tanpa goresan kepentingan. Damai tanpa riuh pengadilan dunia.
Atas nama kesibukan, bahkan waktu enggan menyapa. Hening tapi tak peduli. Mengaku diri sebagai manusia berhati lembut. Dimanakah saat mereka merintih mengigau nasi. Sungguhkah kita manusia berjiwa...jiwa yang mana...
Aku pun palsu. Sembunyi dalam tulisan ini. Padahal hati seperti mereka yang lupa. Bahkan pedulipun semakin langkah. Sadarpun mahal harganya.
Tapi siapa yang akan melupa dan mengingat. Selain dari bangsa kita. Tentu kita, tentu manusia.
Image Source: https://pixabay.com/en/woman-old-senior-female-elderly-1031000/
Komentar
Posting Komentar