Sebuah Nama Sebuah Cerita 1

Oleh -
Muhammad Irwan Andriawan



Mungkin bagi pembaca judul tulisan ini terdengar tak asing. Terlebih lagi bagi para fans setia peterpan band (biasanya dipanggil sahabat peterpan). Sekarang mungkin nama itu kurang terdengar lagi terutama bagi para penikmat musik tanah air. Tidak lain tidak bukan karena peterpan sudah lama berganti menjadi noah band. Saya tidak akan membahas panjang lebar tentang peterpan dan noah meskipun saya sendiri merupakan fans peterpan sekaligus noah karena fokusnya bukan kepada hal tersebut.

Ya, Sebuah nama sebuah cerita. Tentu setiap orang memiliki nama. Siapapun itu dan apapun itu, nama akan menghasilkan cerita. Cerita yang bisa jadi, dimulai saat tangisan pertama kita menyaksikan bumi atau cerita flashback kisah-kisah masa lalu. Semua ada di lapisan kisah yang terangkum dalam sebuah nama. Pernah dengar istilah "sebuah nama adalah doa"? Nah, Izinkan saya mengisahkan cerita dari sebuah nama yang melekat pada jiwa ini.

Irwan, panggilan akrab yang melekat padak saya. Lengkapnya Muhammad Irwan Andriawan. Tentu setiap kata memiliki makna. Begitu pula sebuah nama. Terdapat 3 kata dalam nama saya dan terdapat kata istimewa di sana. Kata pertama ialah "Muhammad". Muhammad merupakan nama yang mulia karena itu merupakan nama orang yang paling mulia di muka bumi. Nabi akhir zaman. Nabi penyempurna akhlak manusia. Sungguh berat mengemban nama itu. Ada rasa bangga sekaligus berat menjaganya. Namun, sebagai seorang manusia kita harus tetap berusaha untuk menjadi lebih baik terus menerus. Itulah mengapa sebuah kisah selalu muncul dari sebuah nama. Karena nama menjadi energi positif yang mendorong jiwa untuk berbuat baik. Lebih dari itu, nama kita sesunggunya telah tercatat di sisi sang pencipta jauh sebelum kita mengenal dunia. Begitupun kisah di dalamnya. Satu nama beribu kisah di dalamnya.

Kembali lagi ke bagian nama saya. Kata kedua ialah "Irwan". Saya sendiri tak tau pasti arti kata tersebut. Karena memang saya tak pernah menanyakan arti kata itu kepada ibu dan ayah saya. Namun, saya yakin kata itu memiliki makna dan saya yakin orang tua saya memberikan nama itu dengan rasa bangga karena nama itu pastinya nama yang baik. Kata ini menjadi icon saya di dunia pendidikan. Dari awal saya mengenyam pendidikan dasar sampai hari ini, ketika saya menuliskan artikel ini, kata itu cukup menemani saya dan menjadi sebuah identitas. Walaupun "Irwan" adalah kata yang tidak terlalu unik, tapi saya bangga menjadi diri saya. Hehehe...

Potongan terakhir nama saya adalah "andriawan". Kata ini memiliki makna "dingin". Setidaknya itu yang saya ingat dari perkataan seorang guru ketika saya masih SMP. Terlepas itu arti yang tepat atau tidak, kata dingin berwujud pendiam di dalam diri saya. Kata ini yang menarik perhatian saya untuk memutuskan diri menggunakannya menjadi nama pena. Ya, andriawan dengan tambahan "-d". Mungkin pembaca heran dengan arti huruf itu, yang jelas itu merupakan inisial dari nama orang yang menginspirasi saya dan menyita perhatian serta senyum saya :). Jadi nama pena saya ialah andriawan-d. Untuk pembahasan detail mungkin akan dibahas lain waktu.

Saat ini, saya hanya ingin memulai cerita hidup saya dengan arti dibalik nama saya. Untuk artikel selanjutnya pembahasan akan lebih menarik karena akan dibahas secara santai dan lebih menarik. Tetap bersama saya :)

Andriawan-d


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sembunyi di Dataran Sunyi

Oleh -
Gambar
Aku sering bercermin  Dan kadang aku berbohong Sering... Seiring bertambah dewasa Aku ucapkan kata mahal Sekedar menutupi kesunyian Tamparan permukaan Tak sempat Aku pegang Aku dan Jalan memucuk Tepat di ujung Aku bertepuk Menebar tetesan tetesan Orang anggap air mata Sikapku berpola Balita sanggup membacanya Kadang merenggut suasana Tepat saat lembah bernana Aku duduk Tak berfikir  Kosong  Saat ucapan ini mengalir Aku bagai bola bola Dilempar  Kemudian Jatuh Kadang memantul Ke arah yang tak betul Bisuku menyebutnya abadi Tak lahir tak sedih Segala yang melekat raga Tinggal sebentar  Aku menyebutku kuat Persis seperti orang sekarat Nekat Taat Umpat Masih beranikah kau berjalan di atas Api Kau aku dan aku mirip kelemahan (Untuk aku dan aku yang bodoh...)
Baca selengkapnya

Menebak Pagi

Oleh -
Gambar
Menebak Pagi Aku tak mengajarkan pelik, untuk tau selubung nafas hidup. Tercermin di atas pantulan hujan genangan. Warna langit kelabu belumlah sepenuhnya awan. Sisa sarapan burung hutan terjatuh membentuk liang. Payung tak sanggup menganga lagi menutupi sedih. Jalanan mengambil hikmal berbentuk aspal basah. Para pemutar roda berlarian berbusana plastik penutup wajah. Ku intip Jam berjalan mengekor di paruh lengan. Tanda mentari menyiarkan api. Namun dibalik lapisan sepi. Seperti Sepatutnya air bekerja. turun dari bawah. Naik sebelum singgah. Kadang membawa harga sebuah wajah. Menepi mencari pegunungan harapan. Terlihat tak sepenuhnya hijau. Asap samar terlihat. Seseorang berseragam Hijau mencoba menyudahi hari bersama peluit nyaring. Aku duduk menduduki kaki di atas papan kayu biru. Belumlah sepenuhnya hafal hitungan hari. Alasan mengerti inti jati diri. Teringat basah membalik jiwa juga sekitar raga. Tahun ini benar terasa basah. Seperti saat gigi menemukan luban
Baca selengkapnya

Ilusi Pengkhianatan

Oleh -
Gambar
Aku pernah disitu... Saat jari pucatmu menggerutu... Memecah mental Tetap Kaukah saat itu sisi lain Mencibir awal Tak pernah berakhir Dunia waktu itu... Serupa penghianatan Tidak global Hanya lokal Telunjuk membelokan arah Tepat di muka Aku terlalu kecil Untuk nafsu dunia Terlalu besar Sepucuk surat Memindah watak Dari anak-anak Sebenarnya aku yang payah Menterjemahkan derita menjadi bahagia Budak Ilusi Itu Aku Saat waktu ada di belakang Menawarkan kenaikan Remajaku... Tahun itu... Pilu... Kelambu... Haru... Tiba tiba semuanya hanya tulisan (untukku beberapa tahun yang lalu)
Baca selengkapnya