Tentang Kisah.... Tentang Puisi.... Tentang Impian.... Tentang Senyuman :)
Aku percaya kisah sederhana jika diceritakan dengan indah akan menjadi luar biasa... (andriawan-d)
Ini Aku
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Oleh
Muhammad Irwan Andriawan
-
Hei...
Ini Aku...
Kau tak mengenalku...
Lagi...
Kenapa...
Bagaimana bisa...
Tidak mungkin...
Lagi...
Negeri Kopi Sianida Sebentar saja aku tinggal dalam mimpi, terbit jenis kopi baru. Biasanya aku bertatap muka kopi milik ayah. Kadang sedikit pahit, kadang sedikit gula. Kopi nampak asing yang membuat pusing. Lalu tergeletak mengucap diam dan terkapar. Wartawan membangunkan dengan cercaan pertanyaan. Di mimpiku seorang buta bertanya. Harusakah ada yang mati, padahal di bangku pendidikan kita telah dikenalkan kimia. Walau tak sempat bertanya. Aku terbangun bersama terkejut. Mimpiku mengataiku sialan. Akhirnya kuberlari tepat di depan sebuah televisi. Menganga bak manusia tanpa kelana. Negeriku bukan negeri sandiwara. Lihat saja para petarung medianya. Satu kisah ribuan kata mendunia. Bahkan kopi hitam khas ibu tak sempat terkenal walaupun puluhan tahun ada di meja. Aku iri dengan kopi Sianida. Wajahnya setenar artis ibu kota. Pelakunya sembunyi di antara ribuan manusia. Sementara aku tetap begitu. Mengulang rutinitas roda cahaya. Tak peduli walau tak...
Aku sering bercermin Dan kadang aku berbohong Sering... Seiring bertambah dewasa Aku ucapkan kata mahal Sekedar menutupi kesunyian Tamparan permukaan Tak sempat Aku pegang Aku dan Jalan memucuk Tepat di ujung Aku bertepuk Menebar tetesan tetesan Orang anggap air mata Sikapku berpola Balita sanggup membacanya Kadang merenggut suasana Tepat saat lembah bernana Aku duduk Tak berfikir Kosong Saat ucapan ini mengalir Aku bagai bola bola Dilempar Kemudian Jatuh Kadang memantul Ke arah yang tak betul Bisuku menyebutnya abadi Tak lahir tak sedih Segala yang melekat raga Tinggal sebentar Aku menyebutku kuat Persis seperti orang sekarat Nekat Taat Umpat Masih beranikah kau berjalan di atas Api Kau aku dan aku mirip kelemahan (Untuk aku dan aku yang bodoh...)
Semua orang senang akan tau Senyumku palsu Karena aku tak punya bibir Sempat ku tinggal di akhir Nyaris saja aku hafal Nama nama penyesalan Tertuang dalam keheningan Sebuah perbedaan Sempat berfikir Tak masalah berbeda Kita akan selalu berdaya Sampailah badai ribuan arah Memecah menelan asa Aku tak pernah curiga Aku tak pernah ingin lupa Jiwa kosong semakin kosong Jiwa jahat semakin membaik kembali jahat tercabik-cabik Aku tak tau arahku Tujuanku, keinginanku Semua terkikis, tak lagi tipis Isinya hanya kulit kering mudah terbang dilahap angin Aku terdiam bersama peron Menunggu kereta tempatku menitipkan Seperangkat kepala hitam Ingin lekas cuci bersih Tapi tak pernah ingin air Tak pernah... Suara semakin menjauh Aku perputar menunggu kereta selanjutnya Tapi ini sudah tengah malam... Tak ada waktu... Tak ada waktu... Aku pinjam...
Komentar
Posting Komentar